Fungsi
dan Kegunaannya Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat
lama dikenal oleh para akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang
asing, bahkan boleh dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi
bagian terintegrasi dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah
garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai
garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama.
Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja
adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl
saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan
mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan.
Sedangkan garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai
bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan
lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam
yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri
tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang
tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak
maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan
lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam
beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang
diberi perlakuan tersebut.
Fungsi GaramIkan , dalam hal
ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus
selalu menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos
kedalam air. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan
mengalami masalah. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap,
sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air.
Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.
Air
secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses
ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi
sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung
keluar. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang.
Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan
sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol
konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu
mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan
mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh,
yang akan berada diluar batas toleransinya.
Pada saat
ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air
akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak
keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air
keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung,
bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga
ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka
dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu
memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap
hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga
ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan
mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau
penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga
kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah
ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah,
efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan
garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan
akhirnya mati.
Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat
berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur
dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan
dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.
Beberapa
Keunggulan Garam IkanPemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal
diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu juga aman bagi
manusia. Seperti disebutkan sebelumnya, garam akan membantu
menyeimbangkan kembali proses osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh
ikan terhadap penyakit yang dideritanya.Sampai tahap tertentu diketahui
garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat terserap
kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi
kecoklatan. Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa
oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering
terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian
bisa dihindari.Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal
seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Terakhir garam
mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada
waktu diperlukan.
Dosis dan Cara PemberianGaram
sudah lama digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga
kerap digunakan sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian
akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang
dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus
untuk ikan.
Beberapa dosis penggunaan garam adalah:
Sebagai
profilaktik:Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa
umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2
sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter.
Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam
disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut
sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam
akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu
persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga
digunakan apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian
sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan
pemulihan.
Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan
atau bakteriUntuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan
konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian
larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga
konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan
diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau
stress pada ikan yang bersangkutan.
Pada awalnya
konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian
secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya
setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam
ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air
sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.
Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.
Untuk
melepaskan lintah pada ikanDapat dilakukan dengan merendam ikan yang
bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada
dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan.
Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.
Sebagai
obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).Pengobatan terhadap infeksi
Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam
larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok
teh per 4 liter air.
PerhitunganUntuk memberikan
perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari
akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda
mempunyai akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air
setinggai 40 cm saja, maka volume airnya adalah 100 x 50 x 40 cm3 =
2.000.000 cm3 atau sama dengan 200 liter air atau sama dengan 200
kg.Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang
diperlukan adalah 1 % (0.01) x 200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis
garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang diperlukan adalah 0.1 %
(0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons atau 200 gram.
Perlu
diperhatikan bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian
garam. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam,
yakinlah terlebih dahulu bahwa ikan yang dipelihara bukan termasuk ikan
yang peka terhadap garam.
Sumber : O-FISH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar